KU BUKA DENGAN USHOLLI (MELAFATKAN
NIAT)
A.
Melafatkan Niat Dengan Lisan
Telah kita ketahui bahwa niat dalam
beribadah itu memiliki arti yang sangat penting, oleh karena itu dalam setiap
ibadah harus diikuti dengan niat, karna tanpa adanya niat ibadah dianggap tidak
sah, sekalipun kedudukan niat terdapat di dalam hati[1]. Hal
ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW riwayat Muslim, dari Umar bin khattab beliau berkata: Rasulullah
SAW bersabda yang artinya:
“Sesungguhnya segala amal-perbuatan itu menurut niatnya
dan sesungguhnya bagi setiap orang adalah kebaikan apa yang telah ia niatkan”.[2]
Akan tetapi jika niat tersebut
diucapkan dengan lisan, maka hukumnya adalah boleh, sebab sifatnya hanya
sebagai penolong supaya hati dan mulut menjadi satu kata. Dari Faktor inilah,
kaum nahdliyin memperaktekanya dengan cara tiga pekerjaan dikerjakan sekaligus,
yaitu:
1.
Mulutnya mengucapkan Usshalli dengan
suara yang bisa didengar talinganya sendiri.
2. Hatinya
berniat untuk mengerjakan shalat.
3.
Kedua tanganya diangkat dengan mengucap
takbir.
Bahkan dalam membaca Usshalli terkadang
dilakukan berkali-kali dengan harapan hanya mencari kemantapan diri.[3] Dari
kasus amaliyah itulah, muncul fenomena di masyarakat bahwz jika ada orang
shalat, lalu terdengar suwara Ushalli, dapat dipastikan orang tersebut termasuk
kaum nahdiyin.
B.
Hukum Melafatkan Niat dengan Lisan dan
Dasar Amaliyah
Dari adanya kasus seperti itu, maka
mayoritas ulama’ bersepakat untuk mengatakan bahwa hokum berniat dalam setiap
beribadah adalah wajib. Hal ini berdasarkan Firman Allah SWT dan sabda
Nabi-Nya, yaitu sebagai berikut:
1.
Al-Qur’an Surat Al-Bayyinah:5 yang
artinya:
Padahal
mereka tidak diperintah kecuali hanya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatanya hanya kepadan-Nya dalam agama secara lurus.
2. Hadis
Nabi Muhammad SAW yang artinya sebagai berikut:
Hadis
riwayat muslim dari Umar bin khattab, “Sesungguhnya segala amal perbuatan itu
menurut niat sesungguhnya bagi setiap orang adalah kebaikan apa yang ia
niatkan”.[4]
Hadis
riwayat Ibnu Majah dari Abi hurairah RA, “Sesungguhnya manusia itu akan
dibangkitkan menurut niatnya”.[5]
Hadis
riwayat Muslim, dari Anas, beliau berkata “Aku mendengar Rasulullah SAW
mengucapkan labbaika aku sengaja mengerjakan umrah dan haji”.[6]
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Syuthiy,Jalaluddin
Abdurrahman bin Abu Bakr, Al-Asybahwa Al-Nahdhair fi Al-Faru’, (Surabaya,
Maktabah Dar Al-hidayah, tth).
Imam Muslim, Abi
Hasan bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairiy Al-Naysaburiy, Al-Jami’ Al-Shaheh,
Juz II, (Beirut, Dar Al-Fikr, tth).
Al-Ramliy,
Muhammad Syamsuddin, NihayahbAl-Mukhtaj, Juz I, (Beirut, Maktabah Dar Al-Fikr,
tth).
Tulisan ini diposkan oleh: Najmal Falaq
Tgl./Bulan/Tahun : 12 januwari 2015
Nomer telefon : 081555906438
Imail : najmalfalah@yahoo.co.id
[1]Al-Syuthiy,Jalaluddin
Abdurrahman bin Abu Bakr, Al-Asybahwa Al-Nahdhair fi Al-Faru’, (Surabaya,
Maktabah Dar Al-hidayah, tth), hal: 9.
[2]Imam Muslim,
Shaheh…., Juz II, hal: 157-158.
[3]Al-Ramliy,
Muhammad Syamsuddin, NihayahbAl-Mukhtaj, Juz I, (Beirut, Maktabah Dar Al-Fikr,
tth), hal:437
[4]Imam Muslim,
Shahih…., Op,Cit, Juz: II, hal:157-158.
[5]Al-Shuyutiy,
Al-Jami’ Al-Shaghir…., Op, Cit, Juz;I, hal:104.
[6]Muslim,
Shaheh….,Op, Cit, Hadis Indek Nomor: 2168.
No comments:
Post a Comment