January 9, 2015

SKRIPSI NAJMAL FALAH BAB III METODE



BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan penelitian tindakan kelas. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah classroomaction research atau penelitian tindakan kelas. Menurut Sri Rahayu Pudjiastuti menyatakan bahwa “classroom action research” atau penelitian tindakan kelas adalah cara baru bagi guru untuk secara sistematik meneliti proses belajar mengajar mereka sendiri.[1] Pada prinsipnya penelitian tindakan kelas ini dimaksudkan untuk mengatasi suatu permasalahan dan dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan tersebut, adapun langkah-langkah atau tindakkan yang akan dilakukan dalam penelitian ini memiliki empat tahap yang mengikuti rumusan yang telah dirumuskan oleh Lewin Kemmis dan MC Taggar pada tahun 1992, yaitu Planning (rencana), Action (tindakan), Observation (pengamatan) dan Reflection (refleksi).




1.      Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research merupakan suatu model penelitian yang dikembangkan di kelas. Ide tentang penelitian tindakan ini pertama kali dikembangkan oleh ahli psikologi Amerika Serikat yakni Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Tsnggsrt, John Elliot, Dave Ebbutt dan lainnya.[2]
Penelitian  tindakan kelas adalah penelitian tindalan (action research) yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Penelitian tindakan pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset tindakan tindakan” yang dilakukan secara siklik dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan. Agar anda lebih memahami PTK, berikut dikemukakan beberapa definisi:
                        Menurut Hopkins (1993), PTK adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan subtantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inqiuri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.[3]
Menurut Rapoport yang dikutip oleh Hopkins mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persolaan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu social dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.[4]
Menurut Kemmis (1983), PTK adalah sebuah bentuk inqiuri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan). Ebbut (1985), PTK adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan peraktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan –tindakan tersebut.Elliott (1991), PTK adalah kajian dari sebuah situasi social dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi social tersebut.Arikunto (2006), PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Kunandar (2008), PTK merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya.[5]
PTK termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif.PTK berbeda dengan penelitian formal, yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum (general).PTK lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil PTK dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang mirip dengan yang dimiliki peneliti.[6]
Berdasarkan definisi penelitian tindakan yang diberikan oleh beberapa pakar di atas, dapat dirumuskan pengertian PTK adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Secara singkat PTK dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dan hasil belajar siswa meningkat.[7]
Jadi dalam penelitian tindakan kelas ada  tiga unsur atau konsep, yakni :
a.       Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metode ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah.
b.      Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu atau kualitas proses belajar mengajar.
c.       Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.[8]
2.      Tahap-Tahap Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas ini memiliki empat tahap yang dirumuskan oleh Lewin Kemmis dan MC Taggar pada tahun 1992 yaitu Planning (rencana), Action (tindakan), Observation (pengamatan) dan Reflection (refleksi). Untuk lebih memperjelas mari kita perhatikan tahapan-tahapan berikut:
a.       Planning (Rencana)
           Rencana merupakan tahapan awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan sesuatu. Diharapkan rencana tersebut berpandangan ke depan, serta fleksibel untuk menerima efek-efek yang tak terduga dan dengan rencana tersebut secara dini kita dapat menguasai hambatan. Dengan perencanaan yang baik seorang praktisi akan lebih muda untuk mengatasi kesulitan dan mendorong para praktisi tersebut untuk bertindak dengan lebih efektif. Sebagai bagian dari perencanaan, partisipan harus bekerja sama dalam diskusi untuk membangun suatu kesamaan bahasa dalam menganalisis dan memperbaiki pengertian maupun tindakan mereka dalam situasi tertentu.


Adapun perencanaan dalam penelitian ini antara lain:
1)      Jadwal Penelitian
2)      Pembuatan instrumen.
3)      Pemilihan kolaborator.
b.      Action (Tindakan)
    Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat yang dapat berupa suatu penerapan model pembelajaran tertentu yang bertujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan model yang sedang dijalankan. Tindakan tersebut dapat dilakukan oleh mereka yang terlibat langsung dalam pelaksanaan suatu model pembelajaran yang hasilnya juga akan dipergunakan untuk penyempurnaan pelaksanaan tugas.
Adapun tindakan dalam penelitian ini antara lain:
1)      Mengamati proses belajar mengajar.
2)      Memberikan penugasan.
3)      Pengerjaan penugasan.
4)      Pengumpulan hasil tindakan.
c.       Observation (Pengamatan)
     Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas.Hasil pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya. Dalam pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat oleh peneliti adalah proses dari tindakan, efek-efek tindakan, lingkungan dan hambatan-hambatan yang muncul.
Adapun observasi dalam penelitian ini antara lain:
1)      Analisis kegiatan tindakan.
2)      Analisis hasil tindakan.
d.      Reflection (Refleksi)
Releksi disini antara lain:
1)      Menganalisis hasil tindakan.
2)      Menyimpulkan hasil tindkan.
3)      Menentukan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan pertama.
4)      Mencari solusi pemecahan masalah dalam tindakan awal.
5)      Melanjutkan dan merencanakan siklus berikutnya.
Dengan demikian, penelitian tindakan kelas ini  dapat dilaksanakan dalam sekali pertemuan karena hasil refleksi membutuhkan waktu untuk melakukannya sebagai planning untuk siklus selanjutnya.

B.     Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Class Room Action Research) yaitu suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran  kelasnya.[9]
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, walaupun penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, namun menelitian ini juga didukung dengan data yang berupa kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaborasi antara pendidik dan peneliti dalam meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dengan  menggunakan metode pembelajaran demonstrasi dengan media audio visual.

C.    Kehadiran Peneliti
Penelitian ini sebenarnya telah saya mulai pada tanggal 14 November 2013, pada saat saya melakukan PPL bersama teman teman.  Pada saat melakukan PPL saya sekaligus melakukan observasi baik kepada guru maupun siswa, namun sebelum saya melakukan observasi saya meminta izin dulu kepada kepala sekolah sekaligus perkenalan.
Dalam waktu ini saya bukan hanya perkenalan dengan guru dan siswa namun saya juga mewawan carai mereka sekaligus meminta beberapa data, baik data yang berhubungan dengan proses belajar mengajar maupun lembaga, yakni data yang berkaitan dengan penelitian yang saya lakukan.


D.    Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini sebenarnya telah dimulai pada tanggal 11 November 2013, di tempat peneliti melaksanakan PPL yakni tepatnya di MA Raudlatul Ulum II Putukrejo. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan dengan mengikuti jadwal kegiatan dan instrument yang sudah disusun sebelumnya oleh peneliti pada tiap pelaksanaanya.
Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini hanya terbatas pada kelas XB MA Raudlatul Ulum II Putukreju. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian itu dilaksanakan. Adapun jadwal penelitian yang telah dilaksanakan ini sebagai berikut:

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
NO
Agenda
November 2013
Desember 2014
I
II
III
IV
I
II
III
IV
1.       
Permohonan izin ke sekolah
X







2.       
Observasi kondisi kelas
X







3.       
Perencanaan

X






4.       
Tindakan (siklus I)


x





5.       
Observasi I


x





6.       
Refleksi I



x




7.       
Perencanaan




x



8.       
Tindakan (siklus II)





X


9.       
Observasi II





X


10.   
Refleksi






X

11.   
Penyusunan laporan penelitian







x




E.     Sumber Data
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MA Raudlatul ulum II yang berfokus pada kelas XB dengan materi tata cara pengurusan jenazah. Oleh karena lingkup penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka teknik pengumpulan sampelnya menggunakan cara purposive, dimana peneliti memakai berbagai pertimbangan, yaitu berdasarkan konsep teori yang digunakan, serta keingintahuan dari pada penelitian tentang karakteristik pribadi dari obyek yang diteliti,  
Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah :
1.      Informan, yaitu   objek dari penelitian atau siswa yang akan diteliti, adapun jumlah objek yang akan diteliti sebanyak 21 orang yaitu Kelas XB MA Raudlatul Ulum IIPutukrejo, selanjutnya informan tersebut dibagi 2 siklus untuk membandinkan penelitian tersebut satu sama lainnya.
2.      Key informan yaitu  seseorang yang melakukan penelitian atau yang membantu dalam penelitian tersebut dalam hal ini yaitu guru sebanyak 2 (dua) orang guru yang membantu dalam penelitian ini, seorang guru memperaktekkan metode demonstrasi dengan media audio visual dan yang satunya lagi mengawasi siswa agar penelitian yang dilaksanakan di MA Raudlatul Ulum II Putukrejo Kelas XB dapat berhasil.

F.     Tehnik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang akurat dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi dan hal itu dilakukan berulang-ulang sehingga mendapat nilai yang baik karena kebiasaannya.
1.      Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK yang diprakarsai seperti penetapan entry behavior. Pelancaran tes diagnostic untuk menspesifikasi masalah. Pembuatan scenario pembelajaran, pengadaan alat – alat dalam rangka implementasi PTK, dan lain-lain yang terkait bdengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping itu juga diuraikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping itu juga diuraikan alternative-alternative solusi yang akan dicobakan dalam rangka perbaikan masalah. Format kemitraan antara guru dengan dosen LPTK juga dikemukakan pada bagian ini.
2.      Implementasi Tindakan yaitu deskripsi tindakan yang akan di gelar. Scenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.
3.      Observasi dan Interpretasi yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang dirancang.
4.      Analisis dan Refleksi yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan digelar, personel yang akan dilibatkan serta kriteria dan rencana bagi tindakan daur berikutnya.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dikelompokkan dalam dua siklus:
1.      Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dengan media audio visual dalam siklus I ini terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
a.       Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan meliputi:
1)      Menyusun program rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dipersiapkan (terlampir).
2)      Menyiapkan materi pembelajaran (terlampir).
3)      Menyiapkan lembar kerja siswa (terlampir).
4)      Menyiapkan perangkat tes (terlampir)
b.      Tahap Pelaksanaan
      Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan apa yang sudah ditulis dalam persiapan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya (terlampir).
c.       Tahap Observasi
       Pada tahap observasi dalam siklus ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung hasil pertemuan dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam dua kali pertemuan selama (4 x 45 menit). Observasi yang dilakukan meliputi antusias belajar peserta didik dan keterampilan guru dalam menerapkan metode demonstrasi dengan media audio visual dalam kegiatan pembelajaran. Evaluasi dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang dibantu oleh guru bidang studi yang sama di sekolah yang sama.
d.      Tahap Refleksi
       Dalam tahapan ini, hasil pengamatan dalam observasi didiskusikan sebagai bahan refleksi untuk rencana tindakan pada siklus kedua. Proses pembelajaran dikatakan baik dan berhasil jika frekuensi jumlah peserta didik yang mampu memahami soal yang diujikan telah mencapai 80% dari jumlah peserta didik keseluruhan. Jika peneliti belum mencapai kriteria 80% maka peneliti masuk ke dalam siklus II.
2.      Siklus II
Dalam siklus II ini kegiatan penelitian masih tetap terdiri dari empat kegiatan tindakan inti yaitu meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi, dan kegiatan reflaksi.
a.       Tahapan Perencanaan
1)      Perencanaan siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi dari siklus I.
b.      Tahap Pelaksanaan
       Pada tahap pelaksanaan, kegiatan tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan hasil dan permasalahan pada siklus I yang dialami peserta didik maupun pendidik.Diharapkan pada siklus II permasalahan tersebut dapat diminimalisir.
c.       Tahap Observasi
       Pada observasi tindakan siklus II dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh teman PPL yang memberikan meteri tata cara pengurusan jenazah dengan media audio visual serta dipandu oleh guru bidang studi fiqih.
d.      Tahap Refleksi
       Dalam tahap ini, hasil pengamatan dalam siklus II didiskusikan oleh peneliti dengan pemberi materi pengajaran tata cara pengurusan jenazah pada siswa kelas XB MA Raudlatul Ulum II Putukrejo tentang kekurangan dan kelebihan metode yang telah dilaksanakan.

G.    Teknik Analisis Data
 Teknik analisis dan penafsiran data dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah yang direkomendasikan, seperti dikutip oleh Tellis  yang menyatakan bahwa analisis data dilakukan dengan penelaahan, kategorisasi, melakukan tabulasi data dan atau mengkombinasikan bukti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Prosedur ini senada dengan prosedur yang direkomendasikan, bahwa proses analisis data dimulai dengan:
1.   Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, dalam hal ini adalah dari hasil wawancara, observasi, maupun analisis dokumen.
2.   Setelah ditelaah maka langkah selanjutnya adalah mengadakan apa yang dinamakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan kunci yang perlu dijaga agar tetap berada didalamnya.
3.   Langkah berikutnya adalah menyusunnya kedalam satuan-satuan untuk kemudian dikategorisasikan.
4.   Diakhiri dengan penafsiran data atau kesimpulan.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa hasil evaluasi, tugas, nilai ulangan harian, juga melihat dari keaktifan peserta didik, yaitu penerapan metode demonstrasi dengan audio visual dalam materi pembelajaran tata cara pengurusan jenazah ini agar dapat diketahui bagaimana metode ini dapat meningkatkan pemahaman siswa.
Untuk melihat keterampilan pendidik dalam menerapkan metode, peneliti melakukan observasi langsung di dalam kelas dan mengamati guru yang sedang menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dengan media audio visual.Peneliti juga mengamati bagaimana kekurangan, kelebihan, dan peningkatan pembelajaran khususnya pemahaman siswa ketika metode demonstrasi dengan media ini diterapkan. Pengamatan ini mulai dari siklus I sampai pertemuan di siklus II.Setelah itu direkapitulasi dengan menggunakan penilaian presentasi.
Untuk menilai pemahaman peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan, peneliti menggunakan indicator penilaian yang dipakai acuan untuk memberikan skor penilaian pemahaman terhadap kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam pembelajaran.Dalam menilai pemahaman peserta didik, peneliti dibantu oleh guru PPL dari Al-qolam dan guru bidang studi fiqih, yakni bapak nur hafid di sekolah tersebut. Penilaian hasil pemahaman dapat dilihat dari hasil pembelajaran yang di sampaikan guru pada siswa, hasil tersebut diperoleh  dari siklus I dan II kemudian disimpulkan. Adapun Indikator penilaian tersebut sebagai berikut:
1.   Indikator Penilaian Pemahaman Peserta Didik
Dalam indikator ini ada 5 aspek yang dinilai dan dalam setiap aspek ditetapkan penilaian sekor maksimal 20 sehingga jumlah sekor maksimal pemahaman peserta didik adalah 100. Adapun perincianya sebagai berikut:
a.       Peserta didik yang sangat faham dalam kegiatan pembelajaran diberi sekor 20.
b.      Peserta didik yang faham dalam kegiatan pembelajaran diberi sekor 15.
c.       Peserta didik yang cukup faham dalam kegiatan pembelajaran diberi sekor 10.
d.      Peserta didik yang tidak faham dalam kegiatan pembelajaran diberi sekor 5.

Tabel 3.2. Indikator Penilaian Pemahaman Peserta Didik
No
Aspek pemahaman
SP
P
CP
KP
TP
1
Memperaktekkan





2
Melafatkan





3
Menjelaskan





4
Menjawab pertanyaan guru





5
Mengajukan pertanyaan kepada guru






Keterangan:
SP  = Sangat Paham.
P    = Paham.
CP = Cukup Paham.
KP = Kurang Paham.
TP = Tidak Paham.
2.   Interval Sekor Pemahaman Peserta Didik
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan dan persentase keberhasilan pemahaman siswa dalam proses tindakan dengan menggunakan metode demonstrasi dengan audio visual, pada tiap putaran siklus peneliti memberikan penugasan. Tugas yang diberikan kepada peserta didik dianalisis dari faktor berikut.
a.       Peraktek siswa.
b.      Pelafatan siswa ketika memperaktekkan.
c.       Keterampilan siswa dalam menjelaskan.
d.      Jawaban siswa pada pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara lisan.
e.       Jawaban siswa pada pertanyaan-pertanyaan yang diberikan siswa yang lain secara lisan.
Skor penilaian pemahaman peserta didik pada materi yang telah diberikan oleh guru diambil dari aspek penilaian pemahaman yang kemudian dijimlah, sekor yang diberikan bersekala 25-100.

Tabel 3.3. Interval Sekor Pemahaman Peserta Didik
No
Interval Sekor
Kategori
1
85-100
Sangat paham
2
75-85
Paham
3
65-75
Cukup paham
4
55-65
Kurang paham
5
0-55
Tidak paham


3.   Indikator Demonstrasi Siswa
Dalam indikator ini ada 5 aspek yang dinilai dan dalam setiap aspek ditetapkan penilaian sekor maksimal 20 sehingga jumlah sekor maksimal demonstrasi peserta didik ketika mendemonstrasikan adalah 100. Adapun perincianya sebagai berikut:
a.       Peserta didik yang sangat baik ketika mendemonstrasikan diberi sekor 20.
b.      Peserta didik yang baik ketika mendemonstrasikan diberi sekor 15.
c.       Peserta didik yang cukup baik ketika mendemonstrasikan diberi sekor 10.
d.      Peserta didik yang tidak baik ketika mendemonstrasikan diberi sekor 5.

Tabe 3.4. Indikator Demonstrasi Siswa
No
Aspek pemahaman
SB
B
CB
KB
TB
1
Kesesuaian peraktek siswa dengan materi





2
Ketelitian siswa





3
Bacaan siswa





4
Gerakan siswa





5
Penjelasan/penjabaran siswa saat peraktek






Keterangan:
SB  = Sangat Baik.
B    = Baik.
CB = Cukup Baik.
KB = Kurang Baik.
TB = Tidak Baik.
4.   Interval Sekor Demonstrasi Peserta Didik
              Untuk menganalisis tingkat keberhasilan dan persentase keberhasilan siswa dalam proses tindakan dengan menggunakan metode demonstrai, maka siswa dievaluasi dengan cara mendemonstrasikan materi yang telah disampaikan guru. Tugas demonstrasi yang diberikan kepada peserta didik dianalisis dari faktor berikut.
a.       Urutan materi yang diperaktekkan siswa.
b.      Ketelitian siswa.
c.       Bacaan/pelafatan siswa.
d.      Gerakan siswa.
e.       Penjelasan/penjabaran siswa saat peraktek.
            Skor penilaian kemampuan peserta didik dalam mendemonstrasikan materi yang telah diberikan oleh guru diambil dari aspek penilaian yang kemudian dijumlahkan, sekor yang diberikan bersekala 25-100.


Tabel 3.5. Interval Sekor Demonstrasi Peserta Didik
No
Interval Sekor
Kategori
1
85-100
Sangat baik
2
75-85
Baik
3
65-75
Cukup baik
4
55-65
Kurang baik
5
0-55
Tidak baik


5.   Indikator dan Interval Tes Tulis Siswa
            Dalam tes ini siswa diberi dua macam soal, yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah10 soal, dan soal isai yang berjumlah lima soal. Adapun perincianya sebagai berikut:
Soal pilihan ganda:
a.       Benar nilainya    : 10
b.      Salah nilainya     : 0
Soal isai:
a.       Benar nilainya                 : 20
b.      Setengah benar nilainya  : 10
c.       Salah nilainya                  : 5
d.      Tidak diisi nilainya          : 0
Untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa yang dilakukan di dalam kelas dengan penerapan metode demonstrasi, maka hasil nilai indikator/interval diatas dijumlah kemudian dibagi jumlah indikator/interval tersebut.
Untuk mengetahui persentase ketuntasan pembelajaran dikelas pada siklus I dan II maka dihitung dengan rumus:
∑ P
K =                   X 100 %
            ∑ Q


K     = Persentase ketuntasan belajar peserta didik.
∑ P  = Jumlah peserta didik yang tuntas.
∑ Q = Jumlah peserta didik di kelas.
Peserta didik di kelas dianggap tuntas jika 75% dari jumlah peserta didik yang ada dapat mencapai ketuntasan belajar. Artinya komunitas peserta didik di kelas dianggap tuntas dalam memahami pembelajaran yang diberikan jika 75% dari 21 jumlah peserta didik di kelas mampu mencapai nilai ketuntasan pembelajaran yakni 75.

H.    Tehnik Kalibrasi Keabsahan  Data
            Menurut Winston, studi kasus merupakan strategi penelitian yang bersifat triangulasi”.[10] Triangulasi tersebut meliputi triangulasi data, penyelidik, teori, dan metodologi. Oleh karenanya, pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara triangulasi. Pemeriksaan keabsahan data lain, seperti yang direkomendasikan oleh Moleong, dilakukan dengan cara: 1) uraian rinci, 2) kecukupan referensial dan 3) auditing.[11]
I.       Prosedur PTK
Dari Metode dan teknik penggalian data di atas maka prosedur penelitian ini dapat saya uraikan sebagai berikut






 
RA ® PL ® RM    ® PT ® T1 ® O1 ® R1 ®    PU®
Keterangan:
RA : Refleksi Awal                      PT: Perencanaan Tindakan     R1: Refleksi Pertama
PL  : Pengenalan Lapangan          T1: Tindakan Pertama             PU: Perencanaan Ulang
RM: Rumusan Masalah     O1: Observasi Pertama           … : T2, O2, R2, dst
Berikut ini disajikan penjelasan singkat tentang prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) di atas sebagai berikut:
1.      Refleksi Awal
PTK dimulai dari kesadaran akan adanya masalah di dalam kelas, tepatnya di kelas XB, MA Raudlatul ulum II Putukrejo yang merupakan hasil refleksi awal (oleh guru/peneliti) atas apa yang terjadi selama periode  tertentu. Masalah tersebut pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu masalah pembelajaran (learning) dan masalah pengelolaan kelas (class management). Kategori pertama berkenaan dengan masalah belajar, seperti pemahaman konsep yang kurang tepat, kesalahan strategi belajar kesulitan memahami materi dan memperaktekkan materi yang telah disampaikan. Kategori kedua berkaitan dengan masalah perilaku siswa, seperti sering terlambat hadir dalam kelas, sikap pasif di dalam kelas, sikap agresif terhadap guru, sering mengantuk, membuat kegaduhan dalam kelas, sering membolos, menyontek ketika ujian, dan sering tidak menyelesaikan tugas tepat pada waktunya (Turney, 1992).                                                                                                                                
2.      Pengenalan Lapangan
Untuk mengetahui bagaimana kondisi dari objek penelitian, maka sebagai langkah awal saya mengunjungi tempat yang saya akan teliti, yakni di MA Raudlatul Ulum II Putukreju, dalam pengenalan lapangan ini saya menemui kepala MA, setaf-setaf dan siswanya sekaligus saya meminta izin untuk meneliti di lembaga ini. Dalam pengenalan lapangan ini selain untuk mengetahui kondisi di tempat penelitian, sekaligus saya melakukan observasi dan wawan cara baik kepada guru-guru maupun siswa.
3.      Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis masalah pada observasi dilapangan saya merumuskan permasalahan-permasalahan yang saya temui di lapangan. Maslah yang saya temui di lapangan ini saya uraikan secara jelas disertai dengan penyebabnya. Dengan adanya uraian masalah yang jelas, maka dalam penelitian tindakan kelas ini saya melakukan mengamati kembali dan sekaligus mencoba setrategi pembelajaran dengan dibantu guru untuk mengatasi problem atau masalah dalam belajar mengajar dikelas XB MA Raudlatul Ulum II Putukrejo.

4.      Tindakan pertama
Tahap ini pada hakekatnya adalah pelaksanaan rencana tindakan yang telah  saya kembangkan pada tahap sebelumnya. Namun demikian, perencanaan penelitian di kelas Xb MA Raudlatul Ulum II putukrejo ini terlihat sederhana. Hal itu karena kenyataan di lapangan seringkali jauh lebih kompleks daripada apa yang ada dalam pikiran saya ketika saya membuat rencana tindakan. Adapun tindakan awal ini adalah mengenal guru dan siswa dan mengamati proses belajar mengajar serta melakukan wawan cara baik terhadap guru maupun siswa.
5.      Observasi pertama
Langkah selanjutnya adalah melakukan monitoring terhadap efek tindakan, yaitu apakah tindakan yang diambil menghasilkan dampak seperti yang diharapkan atau tidak. Teknik-teknik monitoring yang saya gunakan untuk mengumpulkan data sama seperti yang telah dipaparkan pada langkah kedua di atas (pengenalan lapangan). Dalam observasi ini saya mengamati penyampaian materi yang disampaikan guru kepada siswa dengan metode pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya, yakni metode demonstrasi dan media pembelajaran audio visual pada materi tata cara pengurusan jenazah di kelas XB MA Raudlatul Ulum II Putukrejo, dalam observasi ini saya bukan hanya mengamati namun setelah materi pembelajaran saya dengan guru memberikan tes kepada siswa baik yang berupa tes tulis, lisan, maupun tes yang berupa peraktek.

6.      Refleksi Pertama
Refleksi dalam penelitiam tindakan (kelas) ini adalah kegiatan mengkaji apa yang telah terjadi di dalam kelas (effects) sebagai akibat dari diberlakukannya tindakan oleh peneliti. Langkah ini pada dasarnya adalah kegiatan menjelaskan keberhasilan atau kegagalan tindakan. Sebagaimana dikemukakan di atas, rencana tindakan yang telah dikembangkan secara matang tidak selalu dapat diimplementasikan dengan baik. Hal itu karena fenomena di lapangan sangat kompleks dan seringkali sulit diprediksi. Oleh karena itu tugas saya adalah mengidentifikasi sisi-sisi tindakan mana yang berhasil dan sisi-sisi tindakan mana yang kurang berhasil seraya mencari penjelasan tentang masalah itu. Informasi yang saya dapatkan dari guru dan siswa sangat penting sebagai dasar untuk melakukan perencanaan ulang pada siklus selanjutnya.
7.      Perencanaan Ulang
Seperti tersirat dalam uraian di atas, refleksi merupakan langkah akhir dari suatu siklus dalam penelitian tindakan (kelas). Berdasarkan hasil refleksi tersebut saya dapat mengakhiri penelitian atau melangkah ke siklus selanjutnya, namun dalam penelitian ini saya rasa siklus pertama masih kurang memuaskan, karena kurang maksimal dalam pelaksanaanya dan hasilnya pun kurang memuaskan, maka saya melakukan siklus kedua dengan dibantu guru.


J.      Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini kedudukan peneliti sebagai peneliti murni dengan dibantu oleh guru PPL, peneliti membuat perencanaan, mengumpulkan data, menganalisis, menafsirkan data, dan menyimpulkan hasil penelitian ini.
Pengertian instrumen adalah alat penelitian karena ia merupakan segalanya dari proses penelitian.[12]Namun yang dimaksud instrument penelitian di sini adalah alat untuk mengumpulkan data seperti media pembelajaran dan tes. Adapun instrument dalam penelitian ini antara lain:
1.      Media Audio Visual
Media Audio Visual adalah media pembelajaran yang di dalamnya ada unsure gambar suara dan gerak, yakni berupa leptop dan LCD. Instrumen ini membantu guru dan peneliti dalam peruses belajar mengajar dengan metode yang telah dianjurkan oleh peneliti sendiri. Leptop dan LCD di sini merupakan instrument yang di dalamnya telah di isi materi pembelajaran sehingga dapat menampilkan materi sekaligus vidionya (contoh yang berupa tayangan video), dengan adanya instrument ini dapat mempermudah guru untuk menyampaikan pelajaran, mempermudah murid untuk memahami materi yang diberikan guru sehingga murid dapat memperaktekkanya, dan mempermudah peneliti untuk mengamati proses belajar mengajar.


2.      Lembar Kegiatan Peserta Didik (terlampir)
Buku pegangan peserta didik diberikan dan dipergunakan sebagai panduan untuk mendemonstarsikan materi yang telah disampaikan oleh guru, sehingga lebih memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan guru.
3.      Tes
Istilah tes diambil dari kata testum.Sutu pengertian dalam bahasa Prancis kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia.Ada pula yang mengartikan sebagai sebuah piring yang dibuat dari tanah.[13]
Tes sebelum adanya ejaan yang disempurnakan dalam bahasa Indonesia ditulis dengan test. Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.[14]
Tes pada umumnya digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil belajar kognetif.Dalam penelitian ini tes yang dipergunakan bukan hanya berupa tes lisan atau tulis namun juga para siswa dites untuk memperaktekkan materi yang telah disampaikan oleh guru.(Soal tes tulis terlampir).

Melalui kegiatan penilaian atau tes dapat diketahui tingkat keberhasilan proses pengajaran yang dilakukan. Bila berhasil guru dapat melanjutkan bahan pelajaran berikutnya pada pertemuan yang akan datang. Bila belum berhasil sebaiknya bahan telah dikuasai dengan baik biasanya bila angka rata-rata prestasi murid sebesar paling kurang 75 dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai di bawah 60.[15]
Dalam penelitian ini tes berfungsi untuk mengetahui sejauh mana murid memahami materi yang disampaikan oleh guru dengan menggunakan metode demonstrasi dengan media audio visual.
4.      Metode Observasi
Observasi dalam penelitian ini hanya beruopa observasi aktivitas kelas, yaitu suatu pengamatan langsung terhadap peserta didik dengan memperhatikan tingkah lakunya dalam proses belajar mengajar dan penerapan metode demonstrasi dengan media audio visual yang diterapkan oleh guru. Sehingga peneliti memperoleh gambaran suasana kelas dan peneliti dapat melihat secara langsung tingkah laku peserta didik, kerja sama serta komunikasi antara peserta didik saat proses belajar mengajar berlangsung.



Terkait dengan penelitian ini, maka observasi disini maksudnya adalah adalah observasi aktivitas kelas yang dilaksanakan oleh peneliti dan peserta didik yang diteliti ketika peneliti mengamati proses belajar mengajar di dalam kelas. Observasi yang dilakukan peneliti secara langsung ini untuk mendapatkan data secara kongrit.

K.    Indikator Kinerja
Sebagai tolak ukurnya penelitian ini yang dilaksanakan selama kurang lebih 5 kali pertemuan pada saat proses belajar mengajar dengan observasi dan wawancara di dalam kelas, sudah cukup untuk menilai apakah penggunaan metode pembelajaran demonstrasi dalam pembelajaran fiqih materi tata cara pengurusan jenazah kelas XB MA Raudlatul Ulum II Putukrejo tahun pelajaran 2013/2014 dapat meningkatkan pemahaman siswa. Hal tersebut dapat kita lihat dari catatan pada lembar observasi prilaku peserta didik saat proses belajar mengajar, nilai tugas dan ulangan harian.

DAFTAR PUSTAKA


Departemen Agama RI. (2005). Al-Qura’an dan Terjemahannya. Jakarta: Al-Huda.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun ( 2003). SistemPendidikan Nasional. Jakarta.
Tim KBB (1996). “Kongres Budaya dan Bahasa Indonesia”. Makalah. Jakarta.
Drs. Djamarah,SyaifulBahri, Aswan Zain (2006). “StrategiBelajarMengajar”. Jakarta: PT RinekaCipta.
Susilofy (18Februari 2011). ”penerapan metode demonstrasi dengan media benda asli untuk meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan alam siswa kelas v semester I”. http://susilofy.wordpress.com.
Prof. Dr. Ramayulis (2005). “Metodologi Pendidikan Agama Islam”. Jakarta: Kalam Mulia.
Dr. Tafsir, Ahmad (2013). “MetodologiPengajaran Agama Islam”. Bandung: PT Remaja Rosdakarnya Offset.
Dra. N.K, Roestiyah (2008). “Strategi Belajar Mengajar”. Jakarta: Rineka cipta.
Adi D (2001). “kamus bahasa istilah”. Ttp: FajarMulia.
YS Chaniago, Amran (2002). “Kamus Lengkap Bahasa Indonesia”. Bandung: Pustaka Setia.
Arikunto, Suharsimi (2009).  Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan”. Jakarta: Bumi Aksara.
Ahmad Warson Munawwir. (1997) “Kamus Al-Munawwir”. Surabaya: Pustaka Progressif.
Imam an-Nawawi. (tt). “ al-Majmu’ Syarh al-Muhazzab”. Semarang. Toha Purta.
Umar Abdul jabbar. (tt). “Mabadi’ul Fiqhiyah”. Juz 4. Semarang. Toha Purta.
Ghoni Asyukur, Abd (1989). “Shalat Dan Merawat Jenazah” Bandung: Sayyidah.
Pudjiastuti, Sri Rahayu (2006). “Metodologi Penelitian’. Jakarta: STKIP Press.
Kunandar (2011). “Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru”.  Jakarta: PT Rajawali Pers.
Winston, Tellis (2001). “Introduction to Case Study”. Ttp: the Qualitative Report.
Basyrudin Usman, M. (2002). “Metodologi Pembelajaran Agama Islam”. Jakarta: Ciputat Press.
Qasim, M. Rizal (2000). “Pengamalan Fikih I”. Jakarta: Tiga Serangkai.
Karim, Abdul (2004). “Petunjuk  Merawat Jenazah Dan Shalat Jenazah”. Jakarta: Amzah.
Trianto (2012). “Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, Classroom Action Research,Teoridan Praktik”. Jakarta: Prestasi Pustaka.
M. Psi, Dr. Ekawarna. “PenelitianTindakanKelas”. Jakarta: Gaung Persada GP Press.
Suwandi, Basrowidan (2008). “Prosedur Penelitian Tindakan Kelas”. Bogor :Ghalia Indonesia.


Tulisan ini diposkan oleh: Najmal Falaq
Tgl./Bulan/Tahun            : 10 januwari 2015
Nomer telefon                  : 081555906438
Imail                                 : najmalfalah@yahoo.co.id



[1]Sri Rahayu Pudjiastuti, Metodologi Penelitian, ( Jakarta: STKIP Press:2006) halaman87.
[2]Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, Classroom Action Research,Teori dan Praktik,(Jakarta: Prestasi Pustaka,2012), halaman 13-16.
[3]Dr. Ekawarna, M. Psi. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Gaung Persada GP Press), halaman 4.
[4]Ibid, halaman 4-5.
[5]Ibid, halaman 5.
[6]Ibid, halaman 5.
[7]Basrowi dan Suwandi,Prosedur Penelitian Tindakan Kelas,(Bogor :Ghalia Indonesia, 2008), halaman 24-28.
[8]Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers,2011), hal. 44-45.
[9]Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, PT Rajawali Pers, (Jakarta. 2011),halaman 46.
[10]Tellis, Winston,; “Introduction to Case Study”, the Qualitative Report, Volume 3, (ttp, 2001), halaman 2.
[11]Moleong, Lexy J., “Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), Bandung, halaman 170 – 187.
[12]Anselm, dkk.Dasar-dasar penelitian kualitatif (Prosedur, Tehnik dan Teori Grounded), (PT Bina Ilmu, 1997), halaman 11.
[13]Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), halaman 66.
[14]Ibid, halaman 67.
[15]Dr.Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarnya Offset, 2013) halaman 149.

No comments:

Post a Comment