January 8, 2015

FENOMENA BAROKAH PARA WALI ALLAH



FENOMENA BAROKAH PARA WALI ALLAH
A.    Fenomena Mencari Barokah
             Sudah menjadi budaya masyarakat jawa, khususnya masyarakat nahdiyin bahwa tujuan mereka mengunjungi makam kekasih Allah (waliyullah) hanya untuk mengharapkan limpahan barokah yang diyakini akan mengalir dari do’a para waliyullah tersebut, baik pada wali songo di jawa maupun para wali lainya, bahkan di zaman sekarang sudah menjadi budaya tingkat tinggi, yaitu para calon pemimpin Negara, mulai dari  calon kepala Desa, kepala Daerah bahkan sampai calon wakil rakyat, sehingga tidak sedikit dari mereka yang terang-terangan mengunjungi makam pendiri kerajaan atau daerah masa lalu, seperti makam joyo boyo di Kediri jawa timur, makam hamagkubuwono di daerah istimewa jogjakara, makam amangkurat solo jawa tengah dan makam para tokoh lainya di berbagai daerah. Hal ini dilakukan hanya sekedar untuk meminta izin  supaya keinginanya bisa terkabulkan lewat limpahan barokah yang mengalir dari do’a mereka. Begitu juga budaya kaum santri di berbagai daerah, khususnya kaum nahdiyin yang berkunjung ke makam pendiri pondok pesantren dan keluarga.

B.     Barokah dan Klasifikasinya
             Dari fenomena mencari barokah seperti itu, maka yang dimaksud dengan istilah barokah adalah ‘berkembang dan bertambahnya kebaikan dan kehormatan”.[1] Pengertian ini berdasarkan firman Allah surat maryam: 31 sebagai berikut: Dan Dia menjadikan aku (Nabi Isa AS) seorang yang diberkai di mana saja aku berada.
              Jadi mencari barokah adalah orang yang mencari tambahan kebaikan tambahan kebaikan dan kehormatan dengan cara mengunjungi para kekasih Allah supaya limpahan barokah yang diyakini akan mengalir dari do’a para waliyullah tersebut bisa mengalir kepadanya.
Dari pengertian tersebut, dapat diambil pemahaman bahwa barokah itu dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
1.      Barokah pada diri seseorang. Hal ini bisa diketahui melalui:
a.       Kehidupan orang yang selalu membawa kesejukan, kedamaikan dan perlindungan terhadap orang-orang yang memerlukanya.
b.      Hati penduduk yang ada di sekelilingnya merasa senang, sejahtera, bebas dari ketakutan dan kelaparan dan keadaanya dan makmur.
c.       Harta yang telah diberikan Allah kepadanya itu selalu barokah, artinya membuat dirinya menjadi tenang, aman dan bahagia, baik diri sendiri, keluarga maupun masyarakat.
2.      Barokah pada suatu benda. Hal ini bisa dilihat melalui:
a.       Benda atau barang tersebut dapat membuat hati orang menjadi tenang, aman dan bahagia.
b.      Masyarakat merasa tenang dan bahagia, baik untuk pemilik benda atau barang itu sendiri, keluarga maupun masyarakat yang ada di sekitarnya.





DAFTAR PUSTAKA
Drs. Ma’shum Zaein, Muhammad, MA. TERYATA AKU ORANG NU?, (Jombang, Darul Hikmah,2008).

Tulisan ini diposkan oleh: Najmal Falaq
Tgl./Bulan/Tahun            : 7 januwari 2015
Nomer telefon                  : 081555906438
Imail                                 : najmalfalah@yahoo.co.id




[1]Al-Sakowiy, Syamsuddin, Al-Qoul Al-Badi’ Fi Al-Sholah Ala Al habib Al-Syafi’,(Kairo, Maktabah Dar-Al-Qolam Al-Arabiy, tth) hal: 91

No comments:

Post a Comment