January 12, 2015

KU BUKA DENGAN USHOLLI (MELAFATKAN NIAT)


KU BUKA DENGAN USHOLLI (MELAFATKAN NIAT)

A.    Melafatkan Niat Dengan Lisan
Telah kita ketahui bahwa niat dalam beribadah itu memiliki arti yang sangat penting, oleh karena itu dalam setiap ibadah harus diikuti dengan niat, karna tanpa adanya niat ibadah dianggap tidak sah, sekalipun kedudukan niat terdapat di dalam hati[1]. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW riwayat Muslim, dari  Umar bin khattab beliau berkata: Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Sesungguhnya segala amal-perbuatan itu menurut niatnya dan sesungguhnya bagi setiap orang adalah kebaikan apa yang telah ia niatkan”.[2]
Akan tetapi jika niat tersebut diucapkan dengan lisan, maka hukumnya adalah boleh, sebab sifatnya hanya sebagai penolong supaya hati dan mulut menjadi satu kata. Dari Faktor inilah, kaum nahdliyin memperaktekanya dengan cara tiga pekerjaan dikerjakan sekaligus, yaitu:
1.      Mulutnya mengucapkan Usshalli dengan suara yang bisa didengar talinganya sendiri.
2.      Hatinya berniat untuk mengerjakan shalat.
3.      Kedua tanganya diangkat dengan mengucap takbir.
 Bahkan dalam membaca Usshalli terkadang dilakukan berkali-kali dengan harapan hanya mencari kemantapan diri.[3] Dari kasus amaliyah itulah, muncul fenomena di masyarakat bahwz jika ada orang shalat, lalu terdengar suwara Ushalli, dapat dipastikan orang tersebut termasuk kaum nahdiyin.
B.     Hukum Melafatkan Niat dengan Lisan dan Dasar Amaliyah
Dari adanya kasus seperti itu, maka mayoritas ulama’ bersepakat untuk mengatakan bahwa hokum berniat dalam setiap beribadah adalah wajib. Hal ini berdasarkan Firman Allah SWT dan sabda Nabi-Nya, yaitu sebagai berikut:
1.      Al-Qur’an Surat Al-Bayyinah:5 yang artinya:
Padahal mereka tidak diperintah kecuali hanya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatanya hanya kepadan-Nya dalam agama secara lurus.
2.      Hadis Nabi Muhammad SAW yang artinya sebagai berikut:
Hadis riwayat muslim dari Umar bin khattab, “Sesungguhnya segala amal perbuatan itu menurut niat sesungguhnya bagi setiap orang adalah kebaikan apa yang ia niatkan”.[4]
Hadis riwayat Ibnu Majah dari Abi hurairah RA, “Sesungguhnya manusia itu akan dibangkitkan menurut niatnya”.[5]
Hadis riwayat Muslim, dari Anas, beliau berkata “Aku mendengar Rasulullah SAW mengucapkan labbaika aku sengaja mengerjakan umrah dan haji”.[6]





DAFTAR PUSTAKA
Al-Syuthiy,Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakr, Al-Asybahwa Al-Nahdhair fi Al-Faru’, (Surabaya, Maktabah Dar Al-hidayah, tth).
Imam Muslim, Abi Hasan bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairiy Al-Naysaburiy, Al-Jami’ Al-Shaheh, Juz II, (Beirut, Dar Al-Fikr, tth).
Al-Ramliy, Muhammad Syamsuddin, NihayahbAl-Mukhtaj, Juz I, (Beirut, Maktabah Dar Al-Fikr, tth).

Tulisan ini diposkan oleh: Najmal Falaq
Tgl./Bulan/Tahun            : 12 januwari 2015
Nomer telefon                  : 081555906438
Imail                                 : najmalfalah@yahoo.co.id




[1]Al-Syuthiy,Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakr, Al-Asybahwa Al-Nahdhair fi Al-Faru’, (Surabaya, Maktabah Dar Al-hidayah, tth), hal: 9.
[2]Imam Muslim, Shaheh…., Juz II, hal: 157-158.
[3]Al-Ramliy, Muhammad Syamsuddin, NihayahbAl-Mukhtaj, Juz I, (Beirut, Maktabah Dar Al-Fikr, tth), hal:437
[4]Imam Muslim, Shahih…., Op,Cit, Juz: II, hal:157-158.
[5]Al-Shuyutiy, Al-Jami’ Al-Shaghir…., Op, Cit, Juz;I, hal:104.
[6]Muslim, Shaheh….,Op, Cit, Hadis Indek Nomor: 2168.

No comments:

Post a Comment