UQUDULLUJAIN BAB HIKAYAT TENTANG
KELUARGA
Ada
sebuah keluarga yang sangat terpandang. Suatu hari keluarga itu membeli seorang
pembantu (budak) yang berkebangsaan hindi(Hindia). Keluarga itu terus
merawatnya dan akhirnya di ambil sebagai anak. Setelah dewasa, ia jatuh cinta
pada tuan puterinya, yang ketika itu telah menjadi ibu angkatnya sendiri. Ia
terus menerus menggoda ibu angkatnya, dan ibunyapun melayani. Hingga suatu hari
terjadilah hubungan layaknya hubungan suami istri.
Ketika
pembantu itu sedang asyik di atas dada ibu angkatnya, Tiba tiba ayah angkatnya
datang. Ia marah. Ia segera mengambil pisau, lalu di potongnya kelamin anak
angkatnya itu. Namun pada akhirnya Ia menyesal. Ia membawanya ketabib untukdi
obati. Setelah sembuh si anak angkat itu tidak di usir. Ia tetap diberi
kesempatan tinggal di rumah orang tuanya yang telah menjadi orang tua
angkatnya, tetapi secara diam diam ia ( anak angkat ) itu mendendam, Ia
menunggu datangnya kesempatan untuk melakukan pembalasan.
Keluarga
yang sangat terpandang itu sebenarnya mempunyai dua anak yang sangat tampan.
Salah satunya masih berusia anak-anak sedang yang lainnya mendekati remaja.
Suatu hari kedua anak itu hilang dibawa pembantunya yang telah di angkat
menjadi anaknya. Tanpa diketahui keduanya dibawa naik ke atas loteng. Disana
keduanya diajak bermain-main, diperlakukan secara baik hingga tak ada kesan di
sandera.
Hingga
manakala orang tuanya telah kebingungan mencari, tanpa sengaja ia mendongak
keloteng. Disana anak-anak disandera anak hindi tadi. Ia berteriak “Celaka
benar Kau. Apakah engkau menghendaki kematian kedua anakku?”
Bekas
pembantunya menjawab:”Ya benar, Kedua anakmu mesti akan mati kalau Kau tidak
menuruti perintahku”. ”Apa kemauanmu?”, tanya orang yang terpandang itu. ”Aku
menghendaki supaya kamu memotong kelaminmu sendiri”. Demi mendengar permintaan
itu, Ia terperanjat bukan kepalang, katanya, ”Takutlah kepada Allah, takutlah
kamu. Bukankah dirimu telah kupelihara. Hentikan perbuatan jahatmu itu”. Ia
terus mengulang -ulang permintaanya. Namun anak hindi itu tidak ambil peduli.
Ketika
tuannya akan naik keatas loteng, sianak Hindi itu menyeret kedua anaknya dibawa
kepinggir loteng. Lelaki yang malang itu berteriak, ”Celaka benar kamu !Tunggu
sebentar. tentu aku akan menuruti tuntutanmu”. Ia pergi sebentar lalu datang
dengan membawa pisau. tanpa di minta lagi kelaminnya di potongnya sendiri di
depan mata si anak Hindi. setelah puas menyaksikan dendamnya, si anak Hindi
itupun mencampakkan kedua anak bekas majikannya itu hingga tewas seketika. Apa
katanya. ”Tuntutan memotong kelamin sendiri itu adalah sebagai pembalasan atas
perbuatanmu tempo hari memotong kelaminku. Dan kematian kedua anakmu itu
sebagai tambahan atas kerugianku”.
Memperhatikan
kisah tersebut, dapat di ambil pelajaran bahwa, bilamana pembantu telah
memasuki usia baligh hendaknya dilarang masuk kamar majikannya. Sebab pada
umumnya godaan mulai terjadi setelah memasuki usia itu. Disamping menjaga
keturunan itu termasuk perkara terpenting.
Tulisan
ini diposkan oleh: Najmal Falah
Nomer
telepon : 081555906438
Tanggal,
Bulan, Tahun : 4/23/2015
Alamat : Sumber Nanas Gedangan Malang
No comments:
Post a Comment