May 3, 2015

HAMBA ALLAH SANG PUJANGGAN "ALLAH CUKUP BAGIKU"



Diceritakan bahwa, Rabi’ah Adawiyah itu mempunyai tingkah laku yang berubah ubah. Suatu ketika perasaan cintanya kepada Allah begitu berat, hingga ia tidak sempat lagi berbuat apa-apa. Diwaktu lain ia kelihatan tenang nampak seperti tidak ada masalah, dan lain waktu ia kelihatan sangat takut dan cemas.
Suaminya menceritakan, suatu hari aku duduk sambil menikmati makanan. Sementara ia duduk di sampingku dalam keadaan termenung lantaran di hantui peristiwa kiamat. Aku berkata :”Biarkan aku sendirian menikmati makanan ini”. Ia menjawab aku dan dirimu itu bukanlah termasuk orang yang dibuat susah dalam menyantap makanan, lantaran mengingat akherat”. Lebih lanjut Ia berkata:”Demi Allah, sesungguhnya bukanlah aku mencintaimu seperti kecintaannya orang yang bersuami istri pada umumnya. Hanyalah kecintaanku padamu sebagaimana kecintaan orang yang bersahabat”. Kalau Rabi’ah Adawiyah memasak makanan, Ia berkata:”Majikanku, makanlah masakan itu. Karena tidak patut bagi badanku kecuali membaca tasbih saja”. (yang di maksud majikan adalah suami dari Rabi’ah Adawiyah sendiri).
Hingga suatu hari Rabi’ah berkata pada suaminya:”Tinggalkan diriku, silahkan kamu menikah lagi”. Hal itu dikatakan ketika suaminya masih hidup. Maka Aku (suaminya)pun menikah lagi dengan tiga orang perempuan. Saat itu Rabi’ah masih setia melayani keperluan suaminya, termasuk memasakkan makanan. Suatu hari Rabi’ah Adawiyah memasakkan daging untuk suaminya, Ia berkata:”Tinggalkanlah diriku dengan membawa kekuatan yang baru menujuistri-istrimu yang lain”.

No comments:

Post a Comment