April 23, 2015

UQUDULLUJAIN BAB HIKAYAT TENTANG KELUARGA



UQUDULLUJAIN BAB HIKAYAT TENTANG KELUARGA

Ada sebuah keluarga yang sangat terpandang. Suatu hari keluarga itu membeli seorang pembantu (budak) yang berkebangsaan hindi(Hindia). Keluarga itu terus merawatnya dan akhirnya di ambil sebagai anak. Setelah dewasa, ia jatuh cinta pada tuan puterinya, yang ketika itu telah menjadi ibu angkatnya sendiri. Ia terus menerus menggoda ibu angkatnya, dan ibunyapun melayani. Hingga suatu hari terjadilah hubungan layaknya hubungan suami istri.
Ketika pembantu itu sedang asyik di atas dada ibu angkatnya, Tiba tiba ayah angkatnya datang. Ia marah. Ia segera mengambil pisau, lalu di potongnya kelamin anak angkatnya itu. Namun pada akhirnya Ia menyesal. Ia membawanya ketabib untukdi obati. Setelah sembuh si anak angkat itu tidak di usir. Ia tetap diberi kesempatan tinggal di rumah orang tuanya yang telah menjadi orang tua angkatnya, tetapi secara diam diam ia ( anak angkat ) itu mendendam, Ia menunggu datangnya kesempatan untuk melakukan pembalasan.
Keluarga yang sangat terpandang itu sebenarnya mempunyai dua anak yang sangat tampan. Salah satunya masih berusia anak-anak sedang yang lainnya mendekati remaja. Suatu hari kedua anak itu hilang dibawa pembantunya yang telah di angkat menjadi anaknya. Tanpa diketahui keduanya dibawa naik ke atas loteng. Disana keduanya diajak bermain-main, diperlakukan secara baik hingga tak ada kesan di sandera.
Hingga manakala orang tuanya telah kebingungan mencari, tanpa sengaja ia mendongak keloteng. Disana anak-anak disandera anak hindi tadi. Ia berteriak “Celaka benar Kau. Apakah engkau menghendaki kematian kedua anakku?”
Bekas pembantunya menjawab:”Ya benar, Kedua anakmu mesti akan mati kalau Kau tidak menuruti perintahku”. ”Apa kemauanmu?”, tanya orang yang terpandang itu. ”Aku menghendaki supaya kamu memotong kelaminmu sendiri”. Demi mendengar permintaan itu, Ia terperanjat bukan kepalang, katanya, ”Takutlah kepada Allah, takutlah kamu. Bukankah dirimu telah kupelihara. Hentikan perbuatan jahatmu itu”. Ia terus mengulang -ulang permintaanya. Namun anak hindi itu tidak ambil peduli.
Ketika tuannya akan naik keatas loteng, sianak Hindi itu menyeret kedua anaknya dibawa kepinggir loteng. Lelaki yang malang itu berteriak, ”Celaka benar kamu !Tunggu sebentar. tentu aku akan menuruti tuntutanmu”. Ia pergi sebentar lalu datang dengan membawa pisau. tanpa di minta lagi kelaminnya di potongnya sendiri di depan mata si anak Hindi. setelah puas menyaksikan dendamnya, si anak Hindi itupun mencampakkan kedua anak bekas majikannya itu hingga tewas seketika. Apa katanya. ”Tuntutan memotong kelamin sendiri itu adalah sebagai pembalasan atas perbuatanmu tempo hari memotong kelaminku. Dan kematian kedua anakmu itu sebagai tambahan atas kerugianku”.
Memperhatikan kisah tersebut, dapat di ambil pelajaran bahwa, bilamana pembantu telah memasuki usia baligh hendaknya dilarang masuk kamar majikannya. Sebab pada umumnya godaan mulai terjadi setelah memasuki usia itu. Disamping menjaga keturunan itu termasuk perkara terpenting.
 

Tulisan ini diposkan oleh: Najmal Falah
Nomer telepon                : 081555906438
Tanggal, Bulan, Tahun   : 4/23/2015
Alamat                            : Sumber Nanas Gedangan Malang
 

No comments:

Post a Comment